Program Kejar Tabbayun Pupuk Santri Miliki Kesalehan Digital  | matakita.id

Home / Daerah / Religi & Misteri

Senin, 6 Maret 2023 - 02:26 WIB

Program Kejar Tabbayun Pupuk Santri Miliki Kesalehan Digital 

MATAKITA.ID –  Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat (Pemdaprovjabar) tengah mengalakan Program Kejar Tabbayun sebagai bentuk ikhtiar pihak Pemprov Jabar dalam rangka meminimalisir dampak negatif dari dunia digital, khususnya di media sosial. 

Program itu, disambut baik oleh Pesantren di Jawa Barat. Pesantren – pesantren itu menyambut baik program Keliling Jabar Belajar Literasi Baik Asyik dan Fun atau Kejar Tabbayun yang tengah dijalankan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, yang dimotori unit Jabar Saber Hoaks dari Dinas Komunikasi dan Informatika Jabar. 

Wakil Mudir Pesantren Islamic Centre Muhammadiyah (ICM) Cipanas Faturrahman menyebut program Kejar Tabbayun penting agar para santri yang merupakan bagian dari generasi muda memiliki kesalehan digital. 

Menurutnya, sesuai dengan ajaran agama Islam, ketika mendapat berita, seorang muslim yang baik harus tabayun. Jangan sampai ketika mengetahui suatu informasi langsung main sebar hingga kemudian terjadi kekisruhan karena berita yang disebar itu ternyata jauh dari fakta. 

“Ketika ada berita itu harus tabayun, jangan sampai menjadi musibah kepada pihak lain karena kebodohan kita dan kita nanti akan menyesal,” ungkap Faturrahman di kampus ICM Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jumat (3/3/2023) lalu.

BACA JUGA :  LPJD Sumsel: Membangun Sumsel dari Jurnalis Desa

Ia menuturkan, ilmu fikih pun harus diamalkan dalam bermedia sosial di era digital saat ini. “Maka ada yang disebut, kesalehan digital. Alhamdulillah, terima kasih memang (program) ini yang ditunggu-tunggu,” katanya. 

“Dan sekarang ini luar biasa berita-berita hoaks, apalagi kalau gosip, gibah digital ini sekali kirim itu jelas, kalau gibah tradisional ngobrol-ngobrol, kalau gibah digital satu kali orang menyebar, dosanya bisa berlipat ganda,” ucapnya. 

Faturrahman menyebut, pihaknya senantiasa mendukung dan menyukseskan Kejar Tabbayun karena arus informasi hoaks saat ini sangat deras. 

“Mudah-mudahan nanti peserta bisa mempelajari dan mengikuti dengan sebaik-baiknya program ini, bahkan video saja sudah bisa diedit (direkayasa) untuk menggiring opini,” tambahnya. 

Maka, sebagai umat, khususnya warga pesantren harus bersifat wasatiah atau mengambil posisi tengah sehingga tidak mudah terprovokasi dan terpancing. 

BACA JUGA :  Meski Sudah Vaksin, Masyarakat Diimbau Tetap Patuhi Prokes

Namun demikian umat juga harus dapat berpikir jernih dan tetap waspada ketika ada potensi hoaks bahkan adu domba sehingga melakukan pengecekan atau bertabayun saat menerima suatu informasi atau berita itulah yang utama. 

Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengungkap Kejar Tabbayun sebagai ikhtiar pihak Pemprov Jabar dalam rangka meminimalisir dampak negatif dari dunia digital, khususnya di media sosial. 

Menurut Wagub Ruzhanul Ulum, teknologi bila dimanfaatkan dengan baik, maka akan mendatangkan kemaslahatan. Namun sebaliknya kemudaratan juga dapat ditimbulkan tergantung niat penggunanya. 

“Maka menihilkan kemudaratan memang sulit, tapi setidaknya kita meminimalkan itu,” ungkap Uu Ruzhanul. 

Ia ingin kaum muda di Jabar tidak banyak yang terlibat dalam peredaran hoaks atau berita bohong, apalagi untuk kalangan santri. 

“Bohong itu haram, maka dibentengi dengan ilmu yang dipelajari di pesantren dan dilengkapi dengan pengetahuan yang sekarang diberikan oleh Pemda Jabar di hari ini,” ucap Uu. 

BACA JUGA :  Menuju Tempat Wisata, Kendaraan dari Luar Purwakarta diminta Putar Balik

“Harapannya, ada efek domino sehingga hoaks di Jabar bisa diminimalisir, apalagi sejalan dengan tahun politik,” tambahnya. 

“Ini juga ikhtiar agar tidak terjadi perpecahan, gontok-gontokan yang salah satunya disulut berita hoaks,” ujar Uu. 

Ketua JSH Alfianto Yustinova menuturkan, Kejar Tabbayun merupakan upaya Pemda Provinsi Jabar dengan memberikan pelatihan kepada santri di Jabar untuk dapat menyaring informasi hingga menangkal hoaks. 

“Kita lakukan edukasi literasi digital dan kampanye anti hoaks, apalagi di tahun politik 2024, di mana adik-adik yang mungkin nanti akan jadi pemilih pemula,” ucap Alfianto. 

Harapannya, para santri akan paham ciri-ciri, dampak hingga mampu mengatasi peredaran hoaks di media sosial maupun aplikasi percakapan. 

Menurut Alfianto, para santri akan mendapat materi dari tim JSH dan narasumber lainnya. Diharapkan para santri kemudian dapat menyebarkan pengetahuan dan kemampuan cek fakta yang didapatnya hari ini kepada teman dan lingkungannya. (humas pemda jabar)

Share :

Jangan Lewatkan

Daerah

[OPINI] Menggelitik Rasa Keadilan Bagi Pegawai Kontrak Swasta terkait Bansos/BLT Covid-19

Daerah

Cek Kesiapan Petugas, Dandim 0808/ Blitar Tinjau Pos Pantau

Daerah

Ikhtiar Pemkab Purwakarta Menjadi Kota Layak Anak

Religi & Misteri

KUA Kecamatan Jatiluhur Berikan Bimwin Kepada 25 Pasang Catin

Daerah

Resmi Dilantik, KONI Palembang Usung Tagline “Palembang Juara”

Daerah

Tolak UU Ciptaker, Mahasiswa Berbagai Kampus Turun Ke Jalan

Daerah

Polsek Widasari Gelar Ops Yustisi

Daerah

Sosialisasi 3M Polres Cirebon Dilaksanakan Dengan Humanis