MATAKITA.ID – Gunung Parang, Purwakarta, biasa digunakan untuk aktivitas panjat tebing. Meski musim hujan, pengunjung masih bisa memanjat dinding gunung yang memiliki ketinggian 983 meter di atas permukaan laut itu.
Pendaki pemula biasanya mendaki tebing dengan menggunakan jalur ferrata yaitu tangga besi yang sudah disediakan. Cara dengan Ferrata merupakan Ini teknik mendaki tebing dengan mengikuti tangga besi yang “ditanam” di sepanjang dinding tebing. Tekhnik ini berhasil mengubah panjat tebing menjadi rekreasi.
Sampai saat ini, satu-satunya via ferrata di Indonesia ada di Gunung Parang. Gunung batu yang terletak di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat ini jadi lokasi populer untuk rock climbing.
Jalur para wisatawan agar bisa naik via ferrata dari Desa Cihuni atau Desa Cirangkong, Desa Pesanggrahan, Kabupaten Purwakarta. Via ferrata terdiri dari beberapa ketinggian yakni 100 meter, 300 meter, 500 meter, dan 700 meter.
Untuk mencoba via ferrata, harga yang harus dikeluarkan tergolong murah. Untuk ketinggian 100 meter, harga per orang adalah Rp 65.000. “Untuk ketinggian 300 meter harganya Rp 225.000 per orang. Ketinggian 500 dan 700 meter harganya Rp 465.000 per orang,” tutur penggagas Badega Gunung Parang, Dhani Daelami.
Badega Gunung Parang adalah komunitas sekaligus operator wisata berbasis lokal yang melayani pendakian via ferrata. Selain Badega Gunung Parang, ada juga operator wisata Skywalker yang melayani pendakian via ferrata di sisi tebing lainnya. Lihat Foto Jalur lintasan pemanjatan via ferrata kedua di Gunung Parang, Purwakarta, Jawa Barat.
Selain Badega Gunung Parang, ada juga operator wisata Skywalker yang melayani pendakian via ferrata di sisi tebing lainnya. Harga yang dikeluarkan sudah termasuk peralatan dan pemandu. Tiap pengunjung akan dipasangkan alat-alat pengaman seperti harness, karabiner, helm, dan tentunya tali panjat.
“Safety tetap jadi concern utama. Pengunjung pasti aman, kita punya pengaman yang dipasangkan di dua tempat yakni kabel baja dan tangga via ferrata,” papar Dhani.
Semua orang dari segala usia bisa mencoba tekhnik menaiki tangga besi. Meski memanjat tebing menjadi lebih mudah, pengunjung tetap diwajibkan menggunakan sejumlah perlengkapan panjat tebing demi keamanan dan keselamatan.
Walaupun musim hujan tetap bisa memanjat gunung Parang, namun waktu terbaik ketika tidak turun hujan. Bukan jalur licin, namun menghindari petir yang kerap muncul ketika tiba hujan.
Melihat deretan para pemanjat berpegangan di tebing gunung Parang, pelancong yang menonton pasti akan ingin mencoba. Apalagi dari atas tebing kita bisa menyaksikan pemandangan indah bumi Purwakarta. Dan sudah pasti foto-foto yang mengundang adrenalin layak dikoleksi pengunjung.
sumber: direktoripariwisata.id dan kompas.com